Berkunjung ke Provinsi Sumatra Barat Ada dijamin tak akan kekurangan obyek wisata alam yang menakjubkan, salah satunya wisata tambang Sawahlunto dengan sejuta pesonanya yang luar biasa. Pengunjung kota ini relative sedikit karena letaknya yag tersembunyi dan belum banyak orang yang mengeksplor keindahannya.
Kota yang tadinya diketahui penghasil batubara terbaik di dunia dan menyimpan banyak jejak sejarah tanah air kita. Sawahlunto terletak dekat dari pusat ibukota Sumatera Barat, kota Padang, yaitu sekitar 90 kilometer saja. Dahulu wilayah ini banyak disukai oleh pejabat Belanda sebagai kawasan tempat tinggal dan peristirahatan sehingga tak mengherankan bila banyak ditemui bangunan- bangunan peninggalan Belanda.
Mengenal wisata tambang Sawahlunto
Di Sawahlunto terdapat 3 kawasan obyek wisata yang seluruhnya berhubungan dengan sejarah kota penghasil batubara ini. Berikut ulasannya satu persatu.
Lubang Tambang Mbah Soero
Objek wisata sejarah ini terletak di kelurahan Tanah Lapang, Lembah Segar, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Terowongan sejauh 185 m ini dibangun di tahun 1898, pada masa Pemerintahan Hindia Belanda. Lubang Soero diambil dari nama seseorang mandor pekerja paksa, Mbah Soero. Inilah lubang tambang batubara yang ada pertama kali di Sawahlunto. Mbah Soero sendiri konon yang memimpin para buruh paksa dalam penggalian lubang tersebut.
Berdekatan dengan objek wisata Lubang Soero, didirikan Gedung Info Box yang menyimpan beragam data serta dokumentasi sejarah pertambangan batu bara di kota ini. Di depan lubang dapat kita lihat patung 2 orang pekerja dengan aktivitasnya, sebuah patung kereta kecil berisi batubara, serta 1 orang mandor. Wisatawan dapat menjelajahi bekas tambang tersebut dengan menuruni barisan anak tangga menuju ke bawah. Bila ditelusuri hingga ke ujung galian tambang, panjangnya mencapai ratusan m dan dilengkapi 2 pintu angin.
Wisata tambang Sawahlunto Mbah Soero ini pernah ditutup pada tahun 1932 karena rembesan air yang cukup deras hingga kemudian kembali dibuka khusus sebagai destinasi wisata pada tahun 2007.
Museum Gudang Ransum
Setelah puas menelusuri jejak sejarah di Lubang Tambang Mbah Soero, destinasi kedua berjarak tidak jauh dari tempat ini, yaitu Museum Gudang Ransum. Pemerintah Hindia membangun tempat tersebut pada tahun 1918 dan difungsikan sebagai dapur umum untuk memasak makanan bagi para pekerja tambang beserta keluarganya yang jumlahnya mencapai ribuan orang. Tidak heran bila jumlah beras yang dimasak tiap harinya bisa berjumlah nyaris 4. 000 kg.
Tak hanya dapur umum, di kompleks bangunan ini terdapat pula pabrik es batangan, rumah sakit, steam generator, sampai rumah potong hewan. Benda-benda peninggalan yang masih dapat disaksikan hingga hari ini adalah 2 buah tungku pembakaran berdimensi raksasa yang dibuat di tahun 1894. Tungku tersebut asli buatan Belanda, tepatnya diproduksi oleh Pabrik Rohrendampfkesselfabrik.
Museum Kereta Api Sawahlunto
Obyek wisata ketiga yang tak boleh Anda lewatkan di obyek wisata tambang Sawahlunto adalah Musem Kereta Api Sawahlunto yang terletak di Stasiun Sawahlunto. Inilah Museum Kereta Api kedua di Indonesia selain museum kereta di Ambarawa, Jawa Tengah. Kereta api ini dahulu berfungsi untuk pengangkutan batubara, dan Pemerintah Hindia Belanda membangun jalan kereta api yang menghubungkan Sawahlunto– Muara Kalaban– Solok– Batu Tabal– Padang Panjang– Kayu Tanam– Teluk Bayur.
Sambil menikmati wisata sejarah dari kawasan bekas pertambangan ini Anda pun dapat pula menikmati atmosfer kota tambang ini. Jalanan di Sawahlunto memang jarang yang berukuran lebar namun tertata rapi dan bersih. Jalanan kota dibangun berkelok- kelok membelah sebagian bangunan tua yang masih terpelihara dengan apik, membawa kita seolah kembali ke beberapa ratus tahun yang lalu.
Pastinya akan seru sekali menghabiskan liburan di obyek wisata tambang Sawahlunto.
**Images by sawahluntotourism.com